BeritaDaerahEkonomi BisnisNasional

Itjen Kementan Beberkan Tantangan Utama di Bidang Pertanian

Bagikan Berita

Pangkalpinang,BERITACMM.com

Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian (Itjen Kementan) menggelar Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakorwas) Bidang Ketahanan Pangan mengusung tema “Sinergi APIP dan APH Mewujudkan Ketahanan Pangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Rabu (27/9/2023). 

Irjen Kementan Jan Samuel Maringka mengatakan, Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian telah melakukan Refocusing Kebijakan Pengawasan melalui program ‘Jaga Pangan Jaga Masa Depan’, program tersebut berfokus pada program strategis, prioritas, dan super prioritas; membangun sinergi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan Aparat Penegak Hukum (APH)

Hal itu guna mewujudkan ketahanan pangan, mewujudkan pembangunan pertanian tepat waktu, tepat mutu dan tepat sasaran. Serta membangun sistem pelaporan yang terintegrasi agar akses informasi pembangunan pertanian didapat secara cepat, tepat, dan akurat serta membangun kemitraan strategis dengan stakeholder bidang pertanian.

“Penguatan sinergitas dan kolaborasi pengawasan dalam rangka mendorong dan mempercepat program strategis, program prioritas dan program super prioritas Kementerian Pertanian melalui sinergi pengawasan terhadap komitmen pemerintah pusat dan daerah adalah kunci dalam mendukung program ketahanan pangan di tengah krisis pangan yang sedang melanda dunia,” kata Jan.

Ia juga menjelaskan, tantangan utama pertanian yang kita hadapi saat ini adanya perubahan iklim elnino, ancaman alih fungsi lahan pertanian serta kurangnya minat generasi muda di bidang pertanian. 

“Dalam menghadapi ancaman elnino Menteri Pertanian telah mencanangkan Gerakan Nasional Penanganan dampak El Nino pada 10 Provinsi di 100 Kabupaten seluas 500.000 Hektar,” ujarnya.

Ia menambahkan, komitmen para Kepala Daerah sangat penting untuk sama-sama mengawasi penerbitan Perda Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan (LP2B) sebagai upaya bersama dalam memberi perlindungan serta keberpihakan pengelolaan dana desa berbasis pertanian. 

“Perlunya kolaborasi stakeholder pertanian seperti Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) untuk mampu bersama-sama menjaga dan memastikan program ketahanan pangan berjalan dengan efektif dan merata,” katanya.

Sementara itu, Penjabat Gubernur Babel, Suganda Pandapotan Pasaribu mengatakan, rapat koordinasi ini adalah salah satu strategi untuk upaya ketahanan pangan khususnya di Babel. Dengan adanya perhatian dari pemerintah pusat, diharapkan dapat masyarakat bekerja dengan baik di bidang pertanian.

“Dalam kenyataannya kita di Bangka Selatan ada 3000 hektar lahan sawah, tapi tidak semua dikerjakan karena petaninya yang kurang. Jadi sekarang kalo ingin menggeser dari tambang ke pertanian masyarakat juga ayo sama-sama kita bertani,” ujar Suganda.

(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *