Pemerintah Akan Lakukan Imunisasi Polio Ulang di Seluruh Indonesia, Masyarakat Babel Diminta Kooperatif
PANGKALPINANG,BERITACMM.COM
Pemerintah Republik Indonesia kembali akan melakukan Vaksinasi Polio ulang di seluruh daerah yang ada di Indonesia, langkah ini dilakukan pemerintah setelah adanya temuan yang cukup mengejutkan atas kenaikan sebaran penyakit polio ini.
Demikian hal itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi, pada Rapat Pengendalian Inflasi yang membahas Langkah Konkret Pengendalian Inflasi di Daerah dan Langkah Percepatan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di Daerah Tahun 2024, secara daring pada Senin (24/06/2024).
“Polio di tahun 2014 pernah hilang di Indonesia. Tapi, ini terjadi kembali. Karena tahun 2020-2021 vaksinnya sempat kendor karena covid,” tegasnya, dalam rapat yang turut dihadiri oleh 273 Kepala Daerah se-Indonesia, termasuk Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kep. Babel Fery Afriyanto.
Dikatakan Menkes, bahwa ada 7 provinsi yang sudah terjangkit polio, diantaranya Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan.
“Karena kejadian ini terjangkit di ujung barat dan ujung timur Indonesia, variannya juga sudah segala macam varian, maka diputuskan untuk diadakan program vaksinasi ulang ke seluruh Indonesia,” kata Menkes Budi.
Dikesempatan yang sama, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menambahkan, bahwasannya virus polio sendiri merupakan penyakit yang berasal dari kotoran hewan, dan menyerang anak-anak melalui mulut. Hal yang menjadi urgensi ialah polio dapat menyebabkan cacat seumur hidup.
Untuk itula, dirinya meminta agar seluruh kepala daerah dapat mempercepat vaksinasi tersebut.
“Tolong untuk membentuk tim, kedepankan kepala dinas kesehatan, dibantu dengan komponen lainnya di daerah masing-masing. Gunakan anggaran reguler dinkes yang ada, kalau kurang gunakan BTT (Biaya Tidak Terduga), karena sudah dikeluarkan juga Surat Edaran Mendagri No. 400.5.2/2673/SJ untuk menggunakannya,” ujar Mendagri.
Untuk diketahui, 32 provinsi dan 399 kabupaten/kota Indonesia memiliki risiko tinggi polio, untuk itu akan dilaksanakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio. PIN tahap 1 di 6 provinsi yang telah dilaksanakan pada 27 Mei 2024, dan tahap 2 di 27 provinsi pada 15 juli 2024 yang mana didalamnya termasuk Kep. Babel.
Untuk target, pemerintah menetapkan sekitar 95% telah tervaksinasi, agar tercipta herd immunity (kekebalan kelompok).
Sementara itu, menyikapi arahan dari para menteri tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Kep Bangka Belitung melalui Plt Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Muhammad Rais Haru mengakui, bahwasannya memang sangat penting sekali imunisasi/vaksinasi polio ini dilakukan.
Walaupun saat ini belum ditemukan lagi kasus penyakit polio di Babel, namun menurutnya, langkah-langkah antisipasi sudah harus disiapkan agar tidak menjadi masalah baru dikemudian hari.
“Sangat penting sekali, pertama kasus polio ini begitu muncul langsung jadi KLB (kejadian luar biasa), sama dengan covid kemarin, ini (Polio) sakit sangat menular, anak-anak yang menerima ini akan cacat seumur hidup tidak bisa diperbaiki,” kata Rais.
Untuk pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Babel, lanjut Rais, jika tidak ada aral melintang akan dilakukan pada tanggal 23 Juli 2024 dan akan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia.
Nantinya, anak-anak yang berusia Nol sampai dengan Tujuh tahun wajib mengikuti imunisasi tersebut. Pihaknya juga menegaskan, akan melakukan Sweeping door-to door apabila ketika PIN Polio dilakukan masyarakat menolak untuk hadir.
“Namun kita tetap nunggu arahan dari Kemenkes karna inikan harus dilakukan serentak, Indonesia tengah timur udah selesai tahap pertama, kita Jawa dan Sumatra ini tahap kedua termasuk Babel, itu surat disampaikan ke kita 23 Juli (PIN Polio dilakukan -red),” jelas Rais.
Rais juga berharap dalam pelaksanaan PIN Polio di Babel masyarakat dapat kooperatif, terutama bagi orang tua dari anak-anak agar dapat berpikir positif demi kebaikan bersama.
“Karna dikhawatirkan penyakit itu kena ke anak-anak kita, jadi sebelum datang (penyakit-red) kita membekali anak kita dengan kekebalan. Karna vaksin ini bukan obat, vaksin itu diberikan untuk memberikan kekebalan jadi sebelum penyakitnya datang kalo sudah sakit kan terlambat,” imbuhnya.
“Jadi kalopun virus itu ada, anak kita sudah terproteksi, sudah terlindungi, artinya sudah ada antibodi untuk melawan. Nah antibodi itu akan muncul ketika dia sudah di imunisasi,” pungkas Rais.
(Jek)
Sumber foto: Kemenkes