September 2024, SATGAS PASTI Terima 2.164 Layanan Konsumen Terkait Aktivitas Keuangan Ilegal, Pinjol Mendominasi
PANGKALPINANG,BERITACMM.COM
Aktifitas keuangan ilegal kian hari kian marak terjadi. Bahkan, khusus di wilayah Sumbangsel saja terdapat 2.164 layanan konsumen terkait aktifitas keuangan ilegal per September 2024 ini.
Layanan konsumen terkait aktifitas keuangan ilegal tersebut didominasi keluhan terkait pinjol ilegal dengan sebanyak 95,93 persen, disusul social enginering 2,45 persen, dan investasi ilegal 1,62 persen.
Demikian hal ini disampaikan oleh Kepala OJK Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, Arifin Susanto, dikutip dari keterangan pers yang diterima Berita CMM, Senin (07/10/2024).
“Di sisi pemberantasan aktivitas keuangan ilegal, OJK bersama 15 Kementerian/ Lembaga lainnya dalam forum Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (SATGAS PASTI) meningkatkan koordinasi dalam penanganan investasi dan pinjaman online (pinjol) ilegal, termasuk dalam kegiatan pencegahan melalui kegiatan edukasi secara masif,” tutur Arifin.
Untuk pinjol ilegal, lanjut Arifin, pokok permasalahan yang mendominasi adalah Perilaku Petugas Penagihan sebanyak 60,24 persen, sedangkan pada aktivitas investasi ilegal permasalahan yang mendominasi adalah Fraud Eksternal yang disebabkan penipuan, pembobolan rekening, skimming, atau cyber crime sebanyak 47,06 persen.
“Adapun masyarakat yang paling banyak menyampaikan informasi terkait aktivitas pinjol ilegal adalah masyarakat Lampung, sedangkan informasi terkait investasi ilegal dan social engineering adalah masyarakat Sumatera Selatan,” jelasnya.
Sementara itu, dikatakan Arifin, dalam setahun terakhir juga terjadi peningkatan pada aktivitas financial technology (Fintech) baik dari sisi lender (pemberi pinjaman/pemodal) ataupun borrower (peminjam/penerima uang).
Hal ini tercermin dari peningkatan jumlah rekening lender sebesar 77,72 persen (yoy) menjadi 159,37 ribu rekening, sementara jumlah rekening borrower menurun sebesar 18,05 persen (yoy) menjadi 3,85 juta rekening pada Agustus 2024.
“Sejalan dengan peningkatan jumlah rekening lender dan borrower tersebut, tercatat pula peningkatan akumulasi penyaluran pinjaman kepada borrower sebesar 26,33 persen (yoy) menjadi Rp7,85 triliun, namun akumulasi dana yang diberikan oleh lender menurun sebesar 20,72 persen (yoy) menjadi Rp232,24 miliar, dengan outstanding pinjaman per Agustus 2024 sebesar Rp3,77 triliun,” jelas Kepala OJK Sumbangsel ini.
Kendati begitu, OJK Sumbangsel mencatat secara keseluruhan kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) sampai dengan Agustus 2024 tercatat tumbuh positif, stabil, dan terjaga.
Kondisi sektor jasa keuangan Sumbagsel yang stabil dan resilien tercermin dari pertumbuhan sektor Perbankan, Pasar Modal, dan Industri Keuangan Non Bank, didukung dengan peningkatan ekonomi dan keuangan daerah, serta masifnya pelaksanaan edukasi dan pelindungan konsumen.
(Jek)
Sumber foto : Ist