Petani Hingga Tukang Nasi Goreng Ikut Audiensi Dukung PT Timah Beraktivitas di Laut Batu Beriga
PANGKALPINANG,BERITACMM.COM
Masyarakat dengan beragam background pekerjaan ikut menyuarakan keinginannya, agar PT. Timah dapat menjalankan aktivitas pertambangan di Desa Batu Beriga, Kabupaten Bangka Tengah, Rabu (23/10/2024).
Mulai dari petani, nelayan, penambang hingga penjual gorengan pun hadir dalam audiensi bersama dengan Ikatan Karyawan Timah (IKT) di ruang rapat Badan Musyawarah DPRD Provinsi Bangka Belitung.
Untuk perwakilan masyarakat Danil Wahyudi yang sehari-harinya menjual gorengan di Desa Tanjung Berikat ini pun terungkap saat anggota DPRD Provinsi Bangka Belitung Rina Tarol melakukan konfirmasi secara langsung ke yang bersangkutan.
“Abang ini yang jual gorengan itu ya,” tanya Rina.
Danil Wahyudi, saat memberikan orasi di Kantor DPRD Babel, Rabu (23/10/2024).
Hal ini pun langsung dibenarkan oleh Danil Wahyudi, di dalam audiensi yang dipimpin oleh Ketua Pansus Pahlivi.
“Iya,” singkat Danil.
Selain itu Danil dalam aspirasinya dirinya berharap Pansus, dapat bekerja secara adil dan dapat menyerap aspirasi dari seluruh pihak.
“Jadi mengenai masyarakat, seperti yang diketahui teman-teman bahwa mengenai masyarakat yang berbicara sebelah pihak saja. Padahal kami masyarakat juga ada yang mendukung istilahnya gitu kan, mereka berbicara misalkan 80 persen menolak, sebenarnya tidak seperti itu,” katanya.
Selain Danil, ada pula beberapa warga dari Dusun Melingai yang sehari-harinya bekerja sebagai penambang.
Hal ini pun terungkap saat Beritacmm.com berkomunikasi dengan beberapa warga yang tak ingin disebutkan namanya.
“Kami dari dusun Melingai RT 1, kalau Melingai ini sebelum Beriga. Kami nambang, biasa nambang darat. Sekarang lagi kurang (Timah), harga tidak sesuai,” tuturnya.
Saat dikonfirmasi lebih jauh terkait aspirasi kedatangannya, dirinya pun tak bisa membeberkan apa yang ingin diperjuangkannya.
“Kami nunggu yang didepan lah, kalau kami ini cuma anggota saja. Kita gak bisa jawab, itu koordinator saja lah,” ucapnya.
Sementara itu Rina Tarol yang juga tergabung dalam Pansus, mengaku heran banyaknya background pekerjaan yang seharusnya polemik ini bersentuhan dengan nelayan.
“Ada yang bukan dusun mereka, yang seperti ini yang tidak kita inginkan. Cobalah benarkan yang nelayannya, ini kan ada petani, wiraswasta, tukang jual nasi goreng. Kalau bawa yang seperti ini, bukan menyelesaikan masalah tapi nambah masalah,” kata Rina Tarol.
Lebih lanjut terkait adanya keberatan terkait pernyataan ajakan gugatan hukum, Rina mengatakan seharusnya IKT tak mempermasalahkan hal tersebut.
“Mereka tidak perlu alergi dengan gugatan hukum, kalau mereka benar kenapa mereka alergi dengan gugatan hukum. Lalu kita punya data warga yang menolak itu lengkap, kita pernah kesana. Harusnya IKT bagaimana caranya manajemen baik, bagaimana mereka bisa menambang, kan mereka punya punya sdm yang luar biasa kenapa nyuruh orang lain yang nambang,” ungkapnya.