Direktur RSUD Soekarno Babel Buka Suara Usai Disemprot Komisi IV DPRD Babel
PANGKALPINANG,BERITACMM.COM
Direktur RSUD Dr. (H.C.) Ir. Soekarno Provinsi Bangka Belitung dr. Ira Ajeng Astried mengatakan bahwa manajemen yang dinahkodai-nya saat ini sudah terjalin semaksimal mungkin, dan berupaya sebaik mungkin dalam menyusun perencanaan.
Hal ini ditegaskan Astried, guna menyikapi hasil sidak dari Komisi IV DPRD Babel yang menilai manajemen RSUP tidak maksimal dalam memberikan pelayanan hingga perencanaan di rumah sakit milik pemerintah daerah itu, Kamis (21/11/2024).
“Kita merencanakan ini kan bersama-sama, enggak semata-mata hanya tim perencanaan aja kok. Kalau zaman saya ya, kalau zaman saya itu kami merencanakan sesuatu itu kami kolaborasi dan sinergi dengan bidang-bidang dengan kepala instalasi, jadi kepala ruangan semua kita panggil, kita bahas apa yang mau kita rencanakan di tahun depan, rencana kerjanya apa,” jelas Astried.
“Nah disitu step-nya tetap sesuai dengan SOP perencanaan sampai akhir, nanti finalnya mungkin di pengadaan,” sambung dia.
Disinggung soal amburadul-nya manajeman hingga buruknya perencanaan kerja di RSUD Soekarno, Astried berdalih, bahwa hal itu bukanlah hasil dari manajemen di kepemimpinannya saat ini. Menurut dia, manajemen yang saat ini ia pimpin sudah mulai terstruktur dengan baik.
“Kalau dibilang kacau ya mungkin yang dinilai karena di perencanaan-perencanaan lama ya, bukan zaman saya juga waktu itu. kalau yang sekarang ya kita sudah mulai terstruktur pengadaannya. Seperti saya sampaikan tadi merencanakan dari usernya? butuhnya apa kita sesuaikan, kita sampaikan ke TAPD, kita sampaikan di komisi waktu pembahasan,” ujar dia.
Sementara terkait masih ditemukannya sarana alat kesehatan (alkes) yang tidak difungsikan dengan baik, dijelaskan Astried, bahwa pihaknya sudah mengajukan untuk penghapusan aset, dan diperkirakan saat ini masih berproses.
“Itukan butuh waktu juga tapi kalau sebagian besar alat-alat yang tidak yang tidak difungsikan itu sebenarnya memang yang saat ini tidak berfungsi ada beberapa yang memang rusak, yang harus kami perbaiki tapi karena alat-alat lama ya biaya perbaikannya besar, anggarannya enggak ada,” tegas Astried.
(Jek)