BeritaDaerahNasional

Upaya Penanganan Lahan Kritis, PT Timah Galakkan Penanaman 48 Ribu Pohon di Wilayah Operasional

Bagikan Berita

PANGKALPINANG,BERITACMM.COM

PT Timah terus berkomitmen untuk melakukan praktik penambangan yang berkelanjutan, salah satunya dengan melakukan pengelolaan lingkungan.

Dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan, PT Timah juga ikut berperan aktif untuk menangani lahan kritis di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagaimana diketahui lahan kritis di Bangka Belitung terus bertambah.

Upaya yang dilakukan PT Timah untuk penanganan lahan kritis yang diantaranya ialah dengan menggeliatkan penanaman pohon, pengelolaan lahan bekas tambang secara berkelanjutan.

Baru-baru ini, PT Timah dalam rangka HUT ke-48 Perusahaan juga menggalakkan penanaman 48.000 pohon yang dilaksanakan di wilayah operasional perusahaan. Pohon yang ditanam diantaranya ialah mangrove, pohon pohon lokal dan tanaman buah-buahan.

Dalam menjalankan program ini, PT Timah berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat setempat, dan kelompok pemuda. Melalui pendekatan kolaboratif ini, diharapkan keberhasilan rehabilitasi lahan kritis dapat lebih cepat tercapai.

Selain melaksanakan penanaman pohon, PT Timah secara konsisten juga melaksanakan reklamasi di lahan bekas tambang perusahaan. Medio 2015-2023 PT Timah telah melaksanakan reklamasi darat seluas 3.183,01 hektar yang tersebar di Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung, Belitung Timur dan IUP Lintas Kabupaten

Kepala Bidang Komunikasi Perusahaan PT Timah, Anggi Siahaan mengatakan, Program penanaman pohon yang dilakukan PT Timah juga sejalan dengan upaya perusahaan untuk meminimalkan dampak lingkungan dari aktivitas pertambangannya.

“Penanaman pohon merupakan salah satu dari banyak program lingkungan yang dijalankan oleh PT Timah sebagai bagian dari komitmennya terhadap kelestarian alam. Perusahaan bertekad untuk terus berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan secara berkelanjutan, baik melalui rehabilitasi lahan kritis maupun inisiatif lingkungan lainnya,” kata Anggi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *