Pihak Urban View Hotel Berikan Klarifikasi Terkait Penemuan Kondom Dikamar Peserta Seleksi Calon Paskibraka
PANGKALPINANG,BERITACMM.COM
Setelah ramai pemberitaan terkait penemuan alat kontrasepsi atau kondom di salah satu kamar peserta seleksi Calon Paskibraka tingkat Nasional dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) di Urban View Hotel, Kecamatan Pangkalanbaru Kabupaten Bangka Tengah, pada tanggal 18 Mei 2024 kemarin.
Akhirnya, pihak Urban View Hotel angkat bicara. Melalui General Manager (GM), Adelia Saragih mengatakan, bahwa pihaknya turut menyayangkan adanya penemuan alat kontrasepsi tersebut disalah satu kamar peserta seleksi paskibraka.
Padahal, lanjut Adelia, pihaknya telah melakukan land clearing sebelum kamar hotel itu ditempati oleh para peserta seleksi paskibraka.
Bahkan, sejak hari pertama para peserta masuk ke hotel, pihak Urban View juga telah menyerahkan kunci kamar kepada para panitia dan memastikan seluruh kamar bersih dari barang-barang yang ditinggalkan oleh pemesan kamar sebelumnya.
“Hal ini tentu menjadi perhatian kami, mengingat kejadian itu ditemukan pada hari Sabtu, jadi hari pertama registrasi kami memang sudah cek/audit kamar tersebut, bahwa kamar tersebut layak jadi event Kesbangpol,” terang Adelia, ketika diwawancarai laman media ini, Kamis (30/04/2024).
“Perihal hari pertama mereka check in itu kami sudah menyerahkan kunci ke panitia, sehingga hari pertama hingga check out itu kami tidak terima kunci lagi. Bahkan FO pun tidak terima kunci jadi semua diserahkan panitia, panitia nanti yang pegang kunci,” jelasnya lagi.
Adelia juga tak menampik bahwasannya housekeeping punya back up kunci kamar cadangan, namun hal itu hanya akan digunakan apabila diperintahkan untuk membersihkan kamar, sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) hotel tersebut.
“Jadi memang setiap harinya sesuai dengan SOP hotel, seperti isi ulang air minum tapi misalkan bongkar (barang dan lain-lain) itu tidak dilakukan mengingat kamar itu dipakai selama 4 hari,” beber GM Urban View Hotel ini.
Dirinya juga menjelaskan, bahwa penemuan alat kontrasepsi itu terjadi pada hari keempat kegiatan berlangsung, sehingga akan sangat disayangkan sekali apabila menyudutkan pihak hotel atas penemuan alat kontrasepsi ini.
“Akan disayangkan kenapa ditemukan itu (alat kontrasepsi) pada hari Sabtu, andaikan di hari pertama tentu kami akan bertanggung jawab. Housekeeping kami juga sempat menanyakan ke anak tersebut dan anak itu bilang ketemunya di laci,” tegas Adelia.
Disinggung mengenai hasil cek CCTV, Adelia mengatakan bahwa hal serupa juga sempat ditanyakan panitia ke pihaknya. Namun hal itu belum dapat dilakukan mengingat pemilik atau pemegang password CCTV yakni owner hotel sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan.
“Memang pihak Kesbangpol sudah menanyakan ke kami terkait CCTV, namun saat ini direksi kami sedang sakit dan berada diluar negeri, jadi memang posisinya tidak memungkinkan membuka CCTV,” sebutnya.
“Kami merasa ini ada sabotase karna mengingat diatas (di lantai 3) itu tidak ada siapapun diluar dari orang Kesbangpol tamu-tamunya Kesbangpol, dan karyawan kami sudah menutup akses keluar dari belakang, jadi hanya boleh menggunakan lift dan tangga jadi hanya seputar, panitia, peserta, juri, selebihnya tidak ada tamu pak, saya jamin,” sambung Adelia.
Lebih jauh, Pihaknya juga merasa dirugikan atas berkembangnya isu negatif usai ditemukannya alat kontrasepsi di salah satu kamar peserta seleksi paskibraka.
Untuk itulah, kata Adelia, pentingnya klarifikasi yang disampaikan ini sehingga masyarakat dapat mengetahui kebenaran yang sebenarnya-benarnya dan tidak berasumsi buruk terhadap hotel yang dipimpinnya.
“Tidak gampang merubah hotel yang basic-nya entertainment dengan hotel sekarang standard hotel bintang 2, terbukti kami sudah mengurus dari PHRI kami sudah mengikuti regulasi, kami sudah dikeluarkan juga sertifikat dari departemen kementerian agama bahwa kami adalah salah satu hotel halal, jadi kami mengikuti seluruh regulasi yang dibutuhkan sehingga masyarakat merasa nyaman menginap ditempat kami,” katanya.
“Kami juga telah mengikuti arahan pemerintah bahwa dilarang apabila tamu yang dibawah umur, bahwa setiap check in ID atau KTP-nya diperiksa dan meminta nomor telepon untuk menyesuaikan data check-in,” tutup Adelia.
(Jek)