Siap Kucurkan 7 Miliar Dolar AS, Investor Tiongkok Wacanakan Pembangunan Pabrik Kaca dan Panel Surya di Belitong
Pangkalpinang,BERITACMM.com
Kepulauan Bangka Belitung memiliki sumber daya alam (SDA) yang memiliki nilai potensial sebagai komoditas strategis, salah satunya adalah pasir kuarsa. Komoditas ini memiliki manfaat yang sangat dibutuhkan oleh dunia industri modern.
Hal ini memantik sejumlah investor asing untuk berinvestasi di Bumi Serumpun Sebalai, seperti Xinyi Glass Holdings Limited yang merupakan perusahaan swasta di Republik Rakyat Tiongkok, bergerak di bidang produksi kaca float, kaca mobil, dan kaca konstruksi.
Tak tanggung-tanggung, perusahaan asal Negeri Tirai Bambu itu mengisyaratkan akan menginvestasikan senilai 6-7 Miliar Dolar AS untuk mendirikan pabrik kaca dan panel surya, di mana bahan baku utamanya adalah pasir kuarsa.
“Kedatangan kami untuk memastikan soal lahan serta jaminan pasokan tenaga listrik agar semua berjalan dengan baik,” ujar Cheng Gang selaku General Manager (GM) International Business Development Xinyi Group saat menyampaikan rencana investasi kepada Pj Gubernur Ridwan Djamaluddin di Ruang Kerja Gubernur, Rabu (23/11/2022)
Rencananya, pabrik pengolahan pasir kuarsa itu akan dibangun di wilayah Suge, Kabupaten Belitung. Sebagai bukti keseriusan, Chief Executive Officer (CEO) dari pihak perusahaan tersebut akan datang ke Belitung pada tanggal 4 Desember mendatang.
Pj Gubernur Ridwan Djamaluddin menyambut baik ihwal adanya rencana investasi tersebut karena akan berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Babel.
Untuk itu, pihaknya selalu mendukung setiap rencana investasi yang dilakukan namun tetap mengikuti setiap mekanisme dan regulasi yang berlaku demi kelancaran dan kenyamanan kerjasama investasi.
“Jika ini terlaksana, ini menjadi investasi penanaman modal asing yang sangat besar di Indonesia,” ujarnya.
Ditambah, semangat hilirisasi industri yang sering digaungkan pemerintah demi meraih pendapatan berlebih dari pemberian nilai tambah di produk industri dan menciptakan lapangan pekerjaan.
“Ini merupakan semangat hilirisasi, karena selama ini ketika timah ditambang, pasir kuarsanya tidak dimanfaatkan secara maksimal,” pungkasnya
(*)