BeritaDaerahEkonomi BisnisNasionalPemerintahan

BKP Gelar FGD, Bangun Komitmen Bersama Sebagai Wujud Hilirisasi Komoditas Pertanian

Bagikan Berita

Pangkalpinang,BERITACMM.com

Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Pangkalpinang melaksanakan kegiatan Focus Grup Discussion (FGD) dengan tema “Membangun Komitmen Bersama Klinik Ekspor Terintegrasi Sebagai Wujud Hilirisasi Komoditas Pertanian Unggulan Asal Bangka Belitung Sukses Dalam Akselerasi Ekspor dan Penguatan Pangan”, bertempat di Hotel Bangka City Pangkalpinang, Kamis (23/02/2023).

Kegiatan FGD ini dibuka secara resmi oleh Asisten I Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan dihadiri oleh instansi lintas sektoral serta kolaborasi bersama pemerintah daerah.

Pada kesempatannya, Kepala BKP drh. Herwintarti, MM mengatakan, Kegiatan FGD ini merupakan langkah strategis dalam rangka memperkuat harmonisasi dan jejaring koordinasi yang kuat antar pemangku kelembagaan yang berwenang di at border, pra border dan pasca border.

Hal ini tentunya guna mengakselerasi ekspor komoditas pertanian melalui komitmen bersama klinik ekspor terintegrasi secara digital menuju petani maju, mandiri dan modern.

“Provinsi Kep. Bangka Belitung merupakan salah satu wilayah dengan gugusan pulau yang terdiri dari Pulau Bangka dan Pulau Belitung yang kaya dengan keanekaragaman hayati lokal dan berpotensi besar untuk pemenuhan kebutuhan pasar lokal maupun internasional,” katanya

Dirinya turut mengatakan, bahwa produk lokal dengan pasar luar negeri antara lain lada, kopi, karet, sawit dan turunannya, daun Ketapang kering, dan madu. Oleh karna itu, Peluang ekspor dari berbagai macam produk tersebut terbukti memiliki kinerja ekspor meningkat dan perlu diperkuat hilirisasi guna menjaga produktivitas, kualitas dan kuantitas produk

“Berdasarkan hasil rekapitulasi data ekspor tahun 2022 menunjukkan peningkatan volume dan nilai ekonomi ekspor sebesar 63 persen dan 110 persen. Indikator lain yang juga mengalami peningkatan adalah diversifikasi produk sebesar 50 persen dan frekuensi pengiriman sebesar 42 persen,” ucap Herwintarti.

Namun demikian, dirinya menambahkan, terdapat beberapa produk unggulan komoditas pertanian Prov. Bangka Belitung yang mengalami penurunan baik volume ekspor maupun nila ekonominya dibandingkan dengan Tahun 2021 yaitu : karet sebesar 39 persen dan 45 persen, diikuti tapioka secara volume turun sebesar 91 persen namun secara nilai ekonomi naik sebesar 99 persen.

“Hal ini setelah dirangkum permasalahannya baik dari hulu ke hilir perlu penguatan sistem hilirisasi komoditas pertanian unggulan asal Bangka Belitung melalui klinik ekspor terintegrasi secara digital sebagai wujud pemecahan masalah secara bersama- sama dan berkolaborasi dengan instansi terkait baik vertikal maupun horisontal,” jelasnya.

Oleh karna itu, dalam rangka mendukung program Kementerian Pertanian dalam gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks) dan karantina Pertanian sebagai koordinator ekspor dengan menggenjot komoditas pertanian unggulan dan keragaman komoditas dari Kep. Bangka Belitung dibutuhkan harmonisasi peraturan antar instansi terkait dan pengguna jasa serta pembinaan ke petani – petani yang memiliki komoditas pertanian berpeluang ekspor dari hulu ke hilir.

“Komoditas unggulan asal Kep. Bangka Belitung khususnya komoditi kelapa sawit dan produk turunannya, karet, tapioka dan lada. Wujud harmonisasi ini diimplementasikan dalam tim koordinasi dan percepatan gratieks Prov. Kep. Bangka Belitung yang ditetapkan oleh Gubernur Prov. Kep. Bangka Belitung dan melibatkan bupati/walikota Prov. Kep. Bangka Belitung berdasarkan SK Gubernur No.188.44 Disperindag/2020,” ungkap Kepala BKP ini.

Dirinya juga menjelaskan, bahwa ada Lima langkah strategis yang harus dilaksanakan dalam mensukseskan program Gratieks, yakni: 1). Mendorong pertumbuhan eksportir baru, 2). Menambah ragam komoditas ekspor, 3). Meningkatkan frekuensi pengiriman, 4). Menambah negara mitra dagang, dan 5). meningkatkan volume ekspor.

“Akselerasi ekspor harus dikerjakan secara bersama – sama di tingkat hulu dilakukan pemetaan potensi komoditas pertanian dengan pembinaan langsung dari lingkup pemerintah daerah dan dihilir Kepala Badan Karantina Pertanian berkomitmen untuk mengawal gratieks secara bersama sama supaya ekspor komoditas pertanian meningkat kinerja ekspornya,” bebernya.

“Penguatan kesisteman perkarantinaan secara digital dan sarana prasarana seperti sarana dan prasarana laboratorium, SDM dan sarana prasarana border,” sambung Herwintarti.

Lebih lanjut, dengan kolaborasi yang dihasilkan dari FGD ini diharapkan mampu mewujudkan komitmen bersama dalam mendongkrak ekspor komoditas pertanian Bangka Belitung secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas melalui layanan klinik ekspor terintegrasisecara digital melalui forum bersama dalam upaya mempersingkat birokrasi dari hulu ke hilir dan percepatan layanan secara cepat, cermat dan akurat.

(Jek)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *