BeritaDaerahNasional

Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Babel Meningkat, Kota Pangkalpinang Mendominasi

Bagikan Berita

PANGKALPINANG,BERITACMM.COM

Tren Kasus kekerasan terhadap perempuan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2023 mengalami kenaikan yang cukup signifikan apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya di tahun 2022.

Berdasarkan data yang di peroleh dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD-PPA) Prov Babel, tahun 2023 ini jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Babel sebanyak 249 kasus, sedangkan untuk tahun 2022 hanya 200 kasus saja.

Dari data yang diperoleh tersebut, tercatat Kota Pangkalpinang menjadi daerah yang paling banyak terjadi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di tahun 2023 yakni sebanyak 88 kasus.

Lalu diposisi kedua ditempati Kabupaten Belitung dengan jumlah 43 kasus, Kabupaten Belitung Timur 35 kasus, Kabupaten Bangka Tengah 27 kasus, Kabupaten Bangka 25 kasus, Kabupaten Bangka Barat 23 kasus, dan Kabupaten Bangka Selatan hanya 8 kasus.

Dalam hal ini, Kasi Tindakan dan Rujukan UPTD PPA Babel, Syaifuddin membeberkan, bahwasannya sejauh ini juga pihaknya telah membantu penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sebanyak  52 kasus.

Penangan yang dimaksud juga dilakukan dengan berbagai macam bentuk, misalnya pendampingan psikolog, bantuan hukum, hingga proses pendampingan di pengadilan.

Sedangkan, dalam kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak juga, lanjut Dia, banyak faktor yang mempengaruhi salah satunya faktor ekonomi dan penggunaan Handphone/Gadget oleh anak-anak yang sering lepas dari pantauan orangtua.

“Banyak faktor tentunya, kalo di (kasus-red) KDRT itu faktor ekonomi, bisa jadi ditingkat pendidikan juga. Kalo kekerasan seksual ini bermacam-macam bisa jadi salahsatunya penggunaan Handphone karna terkadangkan media konten ini bisa diakses oleh siapapun,” ungkapnya, kepada laman media ini, Rabu (13/03/2024).

“Karna kadangkan konten situs (terlarang-red) gak kita akses juga muncul iklannya, apalagi anak-anak kan kalo gak kita pantau ya bisa melenceng,” sambung Syaifuddin.

Yudi juga mengungkapkan, bahwa hampir seluruh korban kekerasan ini mengalami trauma dengan berbagai tingkatan. Namun, pihaknya memastikan akan terus melakukan pendampingan bahkan hingga korban benar-benar sembuh total dari trauma tersebut.

“Pendampingan kita sampai sembuh total, sampai korban tidak mengalami trauma lagi,” bebernya.

(jK/CMM)

Sumber Foto : YKPPedia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *