BeritaDaerahEkonomi BisnisNasional

Kopi Petaling Banjar 12 Jadi Pusat Pelatihan, Diharapkan Lahirkan Petani Kopi Millenial

Bagikan Berita

PANGKALPINANG,BERITACMM.COM

Keberhasilan Mardi warga desa Petaling, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka, dalam mengembangkan kopi khas Bangka dengan merek Kopi Petaling (Kopling) Banjar 12, kini berbuah manis.

Pasalnya, usaha Biji Kopi yang dirintisnya sedari 2012 hingga 2024 ini diganjar penghargaan dari Balai Pelatihan Pertanian Lampung dengan menyerahkan sejumlah bantuan bagi Kopi Petaling ini, dan juga bakal dijadikan akan menjadi Pusat Pelatihan dan Perdesaan Swadaya (P4S).

Kepala Balai Pelatihan Pertanian Lampung, Abdul Roni Angkat mengatakan, bantuan ini sebagai trigger untuk menggerakkan budidaya kopi di daerah ini. Kopling12 ini nantinya akan menjadi pusat pelatihan kopi di wilayah Bangka Belitung.

“Jadi orang-orang kayak pak Mardi kita butuhkan. Harapan saya ini jadi pusat pelatihan jadi pelatihan nomor satu, jadi kita angkat jadi training center,” ujar Roni.

Ia berharap, P4S Kopling 12 ini nantinya melahirkan petani kopi milenial yang bisa dikirim ke Jepang dari Bangka Belitung.

“Kemarin baru satu dari Bangka Tengah, mudah-mudahan di sini ada calon, itu kan kita selalu buka, kita seleksi di Lampung, dari Bangka seingat saya baru tiga,” ujarnya.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Babel, Edi Rumdoni mengatakan, P4S ini sudah resmi untuk mengeluarkan sertifikat pelatihan.

“Jadi satu-satu pusat pelatihan yang legal di tingkat bawah P4S namanya, kalau mau belajar kopi di sini (Petaling) se-Babel,” ujar Edi.

Sertifikat itu, lanjut Edi, langsung dari Kementerian Pertanian RI, P4S Kopling 12 ini masih di kategori pemula.

“Ini tempat nya belajar ada laptop kursi Baru infokus dan speaker. Ini lah kepedulian pemerintah, kami hanya bisa terimakasih,” katanya.

Sementara, Pemilik Kopling12, Mardi mengatakan, tahun ini kebun kopi miliknya panen sekitar 8 ton berupa bijih siap dan diolah lalu disebarkan ke wilayah Pangkalpinang.

“Peminat tinggi, kurang malah ada yang minta dua ton perbulan, cuma kita tidak sanggup,” kata Mardi.

Menurut dia, kelebihan Kopi Petaling ini karena murni tanpa campuran dan ditanam di tanah Bangka tidak pakai pupuk kimia.

“Kita pakai kotoran ayam, bulu-bulu ayam dan kulit kopi. Kita mulai mengembangkan sejak 2012, setelah melihat hasil sekarang ini peminatnya Alhamdulillah. Kita kewalahan petani minta kita bibit,” pungkasnya.

(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *