AJI Pangkalpinang dan Kedutaan Australia Gelar Workshop Etik dan Profesionalisme Jurnalis
PANGKALPINANG,BERITACMM.COM
Di tengah kebebasan pers yang semakin terancam, plus bergairahnya persaingan platform online. Sehingga jurnalis harus terus mengasah dan meningkatkan proesionalismenya.
Demikian diungkapkan oleh Sunudyantoro, jurnalis Tempo, Ketua Bidang Pendidikan, AJI Indonesia saat memberikan materi pada Workshop Etik Profesionalisme Jurnalis bertemakan ‘Profesionalisme Jurnalis di Tengah Kemajuan Teknologi” yang digelar AJI Pangkalpinang bekerja sama dengan Kedutaan Australia untuk Jakarta, Indonesia, di Kota Pangkalpinang, Jumat (21/6/2024).
“Saatnya jurnalis terus belajar mewawancarai, mengatur informasi, menulis, mengedit, dan menggunakan alat digital, memastikan bahwa jurnalis dapat memperbarui keterampilan seiring berkembangnya teknologi ruang redaksi,” katanya.
Ia menjelaskan beberapa tahun terakhir telah terjadi perambahan mengganggu terhadap ekspresi digital. Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik tahun 2008 memuat sanksi pidana bagi mereka yang terbukti menyebarkan, mentransmisikan, dan membuat informasi elektronik yang mengandung pencemaran nama baik dapat diakses oleh masyarakat.
Dijelaskannya, berdasarkan laporan berita digital 2024 yang dirilis empat hari lalu di Reuters oleh Nic Newman, seorang jurnalis dan ahli strategi digital, mengungkapkan temuan baru konsumsi berita online secara global. Hal ini didasarkan pada survei YouGov terhadap lebih dari 95 ribu orang di 47 negara yang mewakili setengah populasi dunia.
“Laporan ini melihat semakin pentingnya platform dalam konsumsi dan produksi berita, termasuk media sosial yang lebih berbasis visual dan video seperti TikTok, Instagram, dan YouTube. Laporan ini mengeksplorasi sikap audiens terhadap penggunaan AI dalam berita, peran pencipta dan influencer berita, berapa banyak orang membayar untuk berita, dan banyak lagi,” katanya.
Menurut dia, di masa-masa sulit ini, jurnalisme yang akurat dan independen masih menjadi hal yang sangat penting.
“Media berita semakin tertantang oleh meningkatnya misinformasi dan disinformasi, rendahnya kepercayaan, serangan dari politikus, dan lingkungan bisnis yang tidak menentu,” kata Sunudyantoro.
Sementara itu, Budisantoso Budiman, dari Badan Penguji AJI Indonesia mengatakan pekerjaan jurnalis adalah pekerjaan yang sangat mulia,
“Dengan pekerjaan jurnalis yang menjaga kode etik, kita akan memproduksi karya jurnalistik yang menjadi suara publik. Hak masyarakat mendapatkan informasi yang benar,” katanya.
Sementara itu, Graviardhi, Senior Media Officer dari Kedutaan Australia mengatakan, pihaknya sangat mendukung langkah AJI dalam rangka meningkatkan etik dan profesionalisme jurnalis.
“Kedutaan Australia dalam hal ini mendukung kapasitas profesionalisme Jurnalis dengan digelarnya workshop dan Uji Kompetensi Jurnalis di Pangkalpinang,” kata Graviardhi.
Kegiatan workshop ini digelar selama tiga hari, yakni satu hari workshop dan dua hari Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ).
(**)