Pemkot Pangkalpinang Kembangkan Sampah Menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat Bersama PT. PLN (Persero) UIW Bangka Belitung
Pangkalpinang,BERITACMM.com
Dalam rangka penelitian dan pengembangan pengelolaan sampah TPA Parit Enam menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) untuk Co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Air Anyir, PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Bangka Belitung laksanakan penandatanganan perjanjian kerja sama atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemerintah Kota Pangkalpinang di Aula Kolaboratif Kantor UIW PLN Bangka Belitung Jalan Soekarno Hatta KM.5 Kota Pangkalpinang, Selasa (12/07/2022).
Diketahui latar belakang MoU tersebut ialah jarak TPA Parit Enam ke PLTU Air Anyir hanya 12,6 km jalur darat dan sampah Kota Pangkalpinang masuk ke TPA Parit Enam sebesar kurang lebih 150 ton per hari.
Rencana lokasi Co-Pilot Project pengolahan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat ada didalam TPA Parit Enam dengan kapasitas produksi rencana pilot 5 ton per hari sampah basah atau kurang lebih 1,3 ton per hari BBJP.
“Sampah Kota Pangkalpinang masuk TPA Parit Enam 120-150 ton per hari, belum perayaan hari-hari besar. Kami telah mencoba bagaimana menutupi bau busuk agar tidak menyebar, kami mencoba mencari tempat TPA yang baru tapi aturannya harus berjarak 10 km dari rumah penduduk”, ungkap Wali Kota Pangkalpinang, Dr. H. Maulan Aklil.
Molen sapaan akrab wali kota menyebut, jalan satu-satunya dari permasalahan tersebut adalah bagaimana mengelola sampah menjadi anugerah, agar penumpukan sampah dapat teratasi. Ia menegaskan, pihaknya berupaya menciptakan Kota Pangkalpinang sebagai kota yang bersih.
“Kami sangat menyambut baik abangku, kalo ini berhasil kenapa tidak kita kembangkan lebih besar lagi”, ujar Molen kepada Amris Adnan, General Manager Unit Induk Wilayah PLN Bangka Belitung yang merupakan salah satu seniornya di IKA Universitas Sriwijaya.
Ditempat yang sama, Amris Adnan sampaikan hal yang senada. Menurutnya ini merupakan wujud usaha pihaknya dalam mengembangkan energi baru terbarukan, mengingat cadangan batu bara saat ini rendah dan harga yang terus meningkat.
“Tapi produksi sampah juga terus meningkat, keterbatasan lahan TPA. Seperti ini telah dilaksanakan di Cilegon, Medan, Pekan Baru”, terangnya.
Selain itu, Amris menambahkan, Latar belakang dari BBJP Plan tersebut ialah komitmen Indonesia dalam memberikan solusi perubahan iklim, pengurangan emisi efek rumah kaca, potensi energi terbarukan serta listrik yang handal murah seperti di Jawa-Bali.
(*)