Amri Sebut Demo di Kejati Babel Kental Nuansa Politik
Pangkalpinang,BERITACMM.com
Salah satu unsur pimpinan DPRD Provinsi Bangka Belitung (Babel) Amri Cahyadi, akhirnya buka suara terkait desakan masyarakat kepada dirinya untuk dapat memenuhi panggilan dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Babel.
Dalam konferensi pers yang digelar di DPRD Babel pada Senin (27/03/2023), Amri menegaskan bahwa pihaknya akan bersikap kooperatif dan akan memenuhi panggilan pemeriksaan terhadap dirinya dari Kejati Babel.
Karna menurut Amri, walaupun kasus tersebut di gantung juga tidak akan merubah keputusan apapun.
“Saya ingin menyampaikan klarifikasi dan pendapat dari dugaan kasus yang sedang kami jalani, pertama kami menghormati proses hukum yang berjalan, kami akan kooperatif dan akan datang sesuai pemeriksaan ataupun tindakan hukum lainnya,” tegasnya kepada awak media.
“Kedua digantung pun nasib kami jugalah tidak baik, tidak enak bagi kami dan keluarga dan juga partai, sudah tujuh bulan sejak di tersangkakan kami pun tentunya kami juga butuh kepastian hukum,” sambung Amri.
Namun disisi lain, dikatakan Amri, adanya gerakan demo yang sempat berlangsung di depan Kantor Kejati Babel pada beberapa Minggu lalu oleh segelintir masyarakat, dinilai sangat kental dengan nuansa politik.
Apalagi, lanjut dirinya, sejak ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejati Babel pada (08/09/2022) lalu dengan dugaan tindak pidana korupsi tunjangan transportasi pada pimpinan DPRD Kepulauan Bangka Belitung tahun anggaran 2017 sampai 2021, kasus tersebut baru dilanjutkan kembali menjelang pendaftaran pemilu 2024.
“Ketiga walaupun secara hukum kami sulit membuktikannya namun intuisi politik kami mengindikasikan kental nuansa politisnya. Adanya oknum yang berkorban memasang spanduk-spanduk serta baleho gerakan demo sepihak mendesak kejaksaan untuk lekas menangani dan setelah tujuh bulan di sangkakan baru menjelang pendaftaran pemilu kasus dilanjutkan, ini menurut kami jelas-jelas indikasi politisnya,” jelasnya.
“Walaupun nanti di persidangan kami terbukti tidak bersalah, kami sudah sulit melakukan pendaftaran pada pemilu 2024,” tuturnya.
Selain itu, menurutnya, pressure yang diberikan beberapa pihak kepada Kejati Babel secara gamblang menunjukan oknum-oknum yang tidak mau berkompetisi secara sehat dan mencari kesalahan untuk memenuhi syahwat politik.
“Keempat, menurut kami tekanan-tekanan politik tersebut menunjukan oknum-oknum yang tidak mau berkompetisi secara sehat, mencari-cari kesalahan yang belum tentu benar untuk mencapai syahwat politiknya seperti adanya keinginan PAW (Pergantian Antar Waktu) maupun pergantian pucuk pimpinan partai lainnya,” ungkap Amri.
Kendati demikian, sebagai politisi dirinya menegaskan, sudah siap menerima konsekuensi hukum atas dugaan yang dituduhkan kepada pihaknya tersebut.
“Namun kami selaku politisi pastinya siap dengan segala resiko termasuk konsekuensi hukum yang dituduhkan kepada kami, sehingga timbul perlakuan yang menurut kami sangat kental dengan nuansa pembunuhan karakter dan nuansa pembunuhan hak politik kami,” beber Amri.
(Jek)