Dipanggil Bawaslu Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas, Begini Kata Kades Perlang
Pangkalpinang,BERITACMM.com
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Bangka Tengah, akhirnya telah memanggil Kepala Desa Perlang Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah, Yani Basaroni, pada Rabu (24/05/2023) sore kemarin.
Pemanggilan ini lantaran adanya indikasi dugaan pelanggaran Netralitas yang dilakukan oleh Kades Perlang tersebut, saat menghadiri acara peresmian Kantor DPW Partai Nasdem Provinsi Bangka Belitung dalam beberapa waktu yang lalu.
“Ya memang kita masih melakukan penelusuran terkait kehadiran yang bersangkutan di acara partai, dan sudah kita lakukan klarifikasi untuk selanjutnya ini akan kita koordinasikan dengan Bawaslu Provinsi Babel,” ucap Ketua Bawaslu Bangka Tengah Robianto kepada Beritacmm.com , via telepon seluler, Kamis (25/05/2023).
Dikatakan Robi, pihaknya juga sudah mengantongi seluruh klarifikasi dari Kepala Desa Perlang tersebut dan pihaknya juga akan melakukan koordinasi ke Bawaslu Provinsi Babel terlebih dahulu sebelum mengambil langkah selanjutnya.
“Ya pada intinya masih penelurusan, kita sudah dapat penjelasan dari yang bersangkutan , ini akan kami koordinasikan lebih lanjut dengan pihak (Bawaslu-red) provinsi,” tuturnya.
Sementara itu, Kades Perlang, Yani Basaroni membenarkan, bahwa dirinya telah dipanggil oleh pihak Bawaslu Kabupaten Bangka Tengah terkait dugaan pelanggaran tersebut.
“Iya benar (dipanggil pihak Bawaslu-red), untuk hasilnya bisa tanyakan ke pihak Bawaslu ya,” kata Roni, ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler, Kamis (25/05/2023).
Namun, Roni menegaskan, bahwa kapasitas dirinya hadir dalam kegiatan tersebut, lantaran dulu dirinya pernah berpartisipasi menyelamatkan anak dibawah umur yang terdampar di Pare-Pare Sulawesi Selatan.
Lanjut, dirinya juga menceritakan kronologis asal mula dapat diundang dalam kegiatan tersebut, dimana pada tahun 2020 lalu ada 2 anak asal Desa Perlang Kecamatan Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memondok di salah satu Pesantren Provinsi Kalimantan Timur.
Lantaran tidak betah, mereka 2 orang anak di bawah umur saat itu bernama Aidil (18) dan Moya (18) melarikan diri (minggat) dari pondok pesantren tersebut.
Saat itu, Yani Basaroni menjabat sebagai Wakil Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Bangka Tengah di mintai tolong oleh keluarga kedua anak tersebut, untuk membantu proses pemulangan kedua anak itu dari Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan.
Lantas, diungkapkan Roni, dirinya pun langsung menghubungi H Ibnu Saleh (Alm) yang menjabat sebagai Bupati sekaligus Ketua DPD Partai Nasdem Bangka Tengah saat itu. Dirinya pun berkonsultasi terkait dua anak yang informasi awalnya “minggat” dari salah satu Pondok Pesantren di Kalimantan Timur.
Lalu, lanjut Roni, Ibnu Saleh (Alm) menghubungi Sekretaris DPW Nasdem Babel, Iman terkait hal tersebut. Dan Iman pun langsung menghubungi kader Nasdem yang ada di Sulawesi Selatan.
“Kita kirim fotocopy Kartu Keluarga by WA untuk pembelian tiket saat itu ke petugas keamanan tersebut. Aidil pun pulang, dibantu oleh petugas keamanan pelabuhan, dan yang menjemput ke Bandara Depati Amir Pangkalpinang Bangka Belitung, saat itu saya sendiri,” terang Roni.
Setelah mengetahui Aidil, itu telah kembali ke kampung halamannya, dirinya mengungkapkan masih berupaya keberadaan Moya, yang menurut informasi yang dirinya dapatkan bahwa Moya mengikuti kapal kayu dari pelabuhan tersebut.
“Berselang satu bulan, saya di telpon moya menggunakan salah satu HP warga Pare-Pare. Moya bercerita dia ingin pulang, dan disana dia bekerja serabutan untuk bertahan hidup,” cerita Ronie.
Mendengar kabar tersebut, dirinya pun langsung memberitahu kepada Bupati Ibnu Saleh hingga sampai pada Pak Syaharudin Alrif selaku Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan.
“Oleh Bapak Syaharudin Alrif, akhirnya Moya yang saat itu berada di Pare-Pare dijemput langsung dan di bawah ke Makasar. Bahkan, Moya sempat menginap di rumah Syahrudin Alrif, lalu berhubungan langsung ke Pak Iman dan Pak Iman menghubungi Bupati Ibnu Saleh serta dirinya sendiri untuk jadwal pemulangan anak yang sempat terdampar di Pare-Pare itu,” bebernya.
Berkat kebaikan dari Syahrudin Alrif, akhirnya Moya dapat kembali pulang dan langsung di jemput oleh Roni di Bandara Depati, dan langsung di jamu makan oleh H Ibnu Saleh (Alm) di Rumah Dinas Bupati Bateng saat itu bulan Agustus tahun 2020 lalu.
Hal inilah yang menurut Roni, menjadi salah satu alasan kedatangannya ke peresmian Gedung Baru Kantor DPW Nasdem Babel dan ia pun diundang resmi oleh Partai Nasdem. Karena tema yang di angkat adalah Terimakasih Nasdem, dan pemberian penghargaan terhadap tokoh-tokoh yang berjasa di Babel maka dirinya pun diminta hadir.
“Benar saya hadir saat itu. Dan suasana saat itu haru sekali, karena mengingat perjuangan kader Nasdem terhadap anak di bawah umur yang terlantar di Pare-Pare saat itu. Terus terang saya sempat meneteskan air mata, karena perjuangan memulangkan anak dibawah umur begitu mengesankan karena melibatkan banyak orang baik,” ungkapnya Ronie.
Di acara itu, kata Roni, Moya di pertemukan langsung dengan Syahrudin Alrif dan suasana haru pun semakin pecah. Dirinya juga diminta maju untuk mendampingi anak tersebut di panggung, dan diminta menyampaikan sepatah dua patah kata.
“Saya menjelaskan dipanggung itu, bahwa saya dulunya merupakan kader Nasdem mungkin Vidio di salah satu media lokal masih menyimpan. Dan menceritakan sedikit perjuangan dulunya, lalu saya mengucapkan terimakasih Nasdem karena telah menolong warga saya. Kata-kata saya spontan, dan bawaannya haru. Tidak ada saya orasi ataupun deklarasi hingga ajakan,” tegasnya.
Bahkan, Ronie mengaku tidak ada menggunakan atribut Partai, namun saat itu salah satu panitia memasangkan Pin atau tanda dengan tulisan terimakasih Nasdem tidak mencantumkan nomor urut dan hanya logo partai saja.
“Saya sempat tanya, ini apa pak. Ini akses untuk masuk ke gedung saat makan siang, karena yang masuk gedung peresmian mereka yang hanya menggunakan pin atau tanda itu saja. Saya berfikir positif saja, karena tidak mungkin saya membiarkan anak ini datang tidak makan siang,” ulasnya.
Roni menjelaskan, niat dirinya tidak lain hanya untuk mendampingi anak tersebut bertemu dengan orang yang membantunya dulu. Tidak ada unsur lainnya. Namun jika dikatakan perbuatan dirinya ini salah, dirinya memohon maaf kepada publik ataupun pihak-pihak yang merasa di rugikan.
“Kalau perbuatan saya menemukan orang baik dengan warga saya ini salah, saya mohon maaf, Mungkin ini pelajaran bagi saya, dan rekan-rekan lainnya yang ada di Bangka Belitung,” pungkasnya.
Sumber Foto : Fakta Berita
(*)