KSEI : Investasi Bodong Rusak Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pasar Modal!
Pangkalpinang,BERITACMM.com
Pertumbahan Investor di Pasar Modal Indonesia kembali mengalami kelambatan, dimana berdasarkan data terkahir yang diterima sampai pada Bulan Mei 2023, pertumbuhan investor hanya merangkak naik 7,28 persen saja.
Padahal, pada saat masa pandemi Covid-19 lalu, pertumbuhan Investor naik begitu signifikan. Bahkan menyentuh angka 92,99 persen.
Demikian hal ini disampaikan oleh, Kepala Unit Edukasi Layanan Jasa Investor PT KSEI, Ruth Yendra, dalam Media Gathering bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Babel dan Indonesia SIPF, berlangsung di Warkop Papa Kota Pangkalpinang, Jumat (28/07/2023) malam.
“Justru di pandemi kemarin dari tahun 2020 ke 2021 itu meningkat signifikan itu naik 92,99 persen, tapi dari tahun 2021-2022 itu mengalami kelambatan pertumbuhan investor di pasar modal 37,68 persen, sampai dengan Mei 2023 kemarin pertumbuhannya makin lambat lagi baru 7,28 persen,” jelasnya.
Menurut Ruth, peningkatan pertumbuhan tersebut disebabkan aktivitas masyarakat yang kebanyakan berada dirumah selama Pandemi Covid-19 lalu.
Disisi lain, sosialisasi dan edukasi yang dilakukan melalui daring atau online juga dinilai cukup efektif dalam menggaet para investor untuk melakukan investasi di pasar modal.
“Karna memang saat pandemi kemarin orang (aktivitas-red) dirumah, mall diluar sepi gak ada yang berani keluar rumah. terus edukasi online kita gencar banget, itu mekanisme sosialisasi online itu sangat efektif waktu itu, sampai peningkatan jumlah investor itu tinggi,” tuturnya.
Namun, lanjut Ruth, berbeda dengan kondisi saat ini, dimana untuk melakukan sosialisasi dan edukasi harus dilaksanakan secara offline, yang memiliki kelemahan keterbatasan waktu.
“kita sebenarnya gak bisa memaksakan masyarakat membukan rekening, kan kita menumbuhkan awarness ke masyarakat dan mengajarkan kepada mereka pentingnya berinvestasi. nah salah satu intrusmen investasi adalah di pasar modal melalui saham, reksadana, obligasi dimana itu bisa menjadi pilihan mereka. Namun pilihan mau atau tidaknya berinvestasi kembali ke masing-masing masyarakat,” ungkap Ruth.
Tak sampai disitu, dikatakan Ruth, salah satu hambatan untuk meningkatkan pertumbuhan investor saat ini juga karna kencangnya pemberitaan ‘investasi bodong’ yang dinilai merusak kepercayaan masyarakat terhadap investasi pasar modal.
“Dengan adanya investasi bodong yang pemberitaannya kenceng, masyarakat jadi lebih melirik ke investasi yang bodong itu, justru dengan adanya investasi bodong itu rusak lagi kepercayaan investor ke pasar modal, karna mereka mengatasnamakan investasi,” katanya.
Oleh karna itu, kehadiran pihaknya di Babel, juga untuk memberikan sosialisasi dan edukasi serta menarik kembali kepercayaan masyarakat dalam berinvestasi di pasar modal, baik melalui saham, reksadana, maupun obligasi.
“Sebenarnya kalo kitaa mau membandingkan dulu dengan sekarang sudah sangat dratis perkembangannya, dulu mau berinvestasi ke pasar modal itu besar modalnya. Sekarang ini beli saham sudah seperti belanja online saja dan tidak perlu menelpon para broker, sekarang udah ada namanya aplikasi online trading yang sangat membantu investor itu masing-masing melakukan transaksi kapan saja, selama sesi perdagangan,” pungkas Kepala Unit Edukasi Layanan Jasa Investor PT KSEI.
(Jek)
sumber foto : PasarDana.id