Eries Dyah Mustikarini, Guru Besar Perempuan Pertama di Babel Resmi Dikukuhkan!
MERAWANG,BERITACMM.COM
Universitas Bangka Belitung (UBB) berhasil melahirkan guru besar perempuan pertama dan sekaligus guru besar yang kedua setelah Prof. Ibrahim yang dikukuhkan pada tahun lalu.
Guru besar kali ini berasal dari Fakultas Pertanian, Perikanan dan Kelautan (FPPK) dengan bidang ilmu pemuliaan tanaman yaitu Prof. DR. Eries Dyah Mustikarini.
Prof. Eris resmi menjadi guru besar tertanggal mulai 01 November 2023 dengan angka kredit 881,92 berdasarkan surat keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI nomor 68055/M/07/2023.
Dalam agenda pengukuhan guru besarnya, Prof.Eris menyampaikan pidato yang berjudul potensi sumber daya genetik sebagai penopang program diversivikasi, kemandirian dan ketahanan pangan nasional, yang bertempat di halaman Gedung Rektorat UBB.
Pengembangan pemuliaan tanaman merupakan bidang yang diminati, pelajari, teliti, praktikkan, kembangkan, dan sebar-luaskan selama ini membuat dirinya berfikir bahwa ada potensi dari tanaman untuk ketahanan nasional.
“Kekayaan Sustainable Development Goals (SDG) di Indonesia perlu untuk dilakukan pengelolaan secara optimal agar memberikan kebermanfaatan lebih besar bagi masyarakat dengan cara pengembangan potensi spesifik lokasi agar daya tubuh perkembangan dan produksinya maksimal sehingga mampu mewujudkan kedaulatan pangan,” sebutnya dalam pidato pengukuhan, Rabu (31/01/24).
Menurutnya, erosi SDG dapat dicegah dengan penerapan program diversifikasi pangan, dimana setiap daerah melakukan pengelolaan sdg masing-masing agar dapat dibudidayakan kembali secara optimal oleh petani dan diterima oleh masyarakat sebagai alternatif bahan pangan selain beras.
Program pemuliaan tanaman diharapkan mampu meningkatkan kualitas dari plasma nutfah yang telah diseleksi secara genetik sehingga menjadi varietas baru baik unggul atau hibrida yang memiliki nilai kebermanfaatan lebih tinggi bagi petani dan Masyarakat.
Lebih lanjut, penciptaan produk baru yang berdaya saing yang berasal dari SDG lokal diharapkan mampu meningkatkan kecintaan dari semua kalangan akan bahan pangan dari produk lokal sehingga wilayah-wilayah di Indonesia lebih Mandiri pangan dan mampu menciptakan ketahanan pangan nasional.
Sementara itu, Rektor UBB Prof. Ibrahim yang sekaligus menggukuhkan Prof. Eris mengapresiasi atas pencapaian yang telah diraihnya sebagai guru besar perempuan pertama di UBB.
“Bagi kami di UBB pengukuhan guru besar merupakan sebuah kehormatan, karena paripurnalah jabatan bagi seorang dosen dengan memperoleh jabatan tertinggi dalam bidang keilmuaannya sebagai professor. Ini adalah cita-cita bagi semua dosen yang berkarir sebagai pendidik,” ungkapnya.
“Alhamdulillah, semenjak UBB berdiri 17 tahun dan 13 tahun ditetapkan menjadi Universitas Negeri, UBB telah menorehkan berbagai prestasi,” tambahnya.
Melalui sambutannya, Ibrahim juga berpesan kepada yang hadir untuk menjadi pembelajar Istimewa.
“Saya menyebut sebagai pembelajar yang istimewa karena banyak orang yang tidak bisa menyelesaikan dan menuntaskan prosesnya sebagai seorang dosen sampai pada jabatan yang tertinggi. Bukan karena persoalan tidak punya kapasitas tetapi mungkin cara kita untuk mengelolanya yang berbeda,” pungkas beliau.
Selain itu, menurut Ibrahim sebagai seorang pembelajar Istimewa kita harus terus mendeliver keilmuan kepada anak didik dan lingkungan masyarakat serta untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan.
Dalam agenda pengukuhan Prof. Eris, acara dibuka langsung oleh ketua senat Dr. Devi Valeriani dan turut mengundang Forkopimda di Provinsi Bangka Belitung.
(**)