BeritaDaerahEkonomi BisnisNasional

Penerimaan Pajak dari Sektor Timah Melempem, DJPb Optimis Ekonomi Babel Tetap Tumbuh

Bagikan Berita

PANGKALPINANG,BERITACMM.COM

Turbulensi yang terjadi pada sektor komoditas timah saat ini, secara langsung telah menunjukan dampak negatif bagi penerimaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) khususnya di sektor perpajakan.

Misalnya penerimaan dari jenis pajak PPh 23, dimana dari awal tahun 2024 hingga 31 Maret 2024 (Triwulan Pertama) yang mengalami kontraksi sebesar -35,1 persen, hal ini diketahui lantaran penurunan pembayaran masa atas jasa pada industri pengolahan sektor timah.

Sama halnya dengan penerimaan dari jenis pajak PPh 22 yang juga diketahui mengalami kontraksi -26,8 persen. Hal ini dikarenakan penurunan atas penyerahan pasir timah pada sektor industri yang tidak setinggi seperti periode sebelumnya.

Tak sampai disitu, apabila menelisik kinerja penerimaan per sektor, maka sektor pertambangan tetap mengalami kontraksi sebesar -1,7 persen, hal ini dikarenakan adanya peningkatan restitusi pada perusahaan sektor timah. 

Kendati demikian, Kepala Wilayah Direktorat Jendral Perbendaharaan (DJPb) Babel, Edih Mulyadi optimis bahwa perekonomian di Negeri Serumpun Sebalai akan tumbuh dengan baik.

Menurut Edih, memang ada beberapa faktor yang menguatkan keyakinannya itu, misalnya dari sisi belanja pemerintah, dimana diketahui di triwulan pertama telah mencapai 16 persen.

“Yang kedua, ya memang Januari-Februari itu tidak ada (ekspor timah), tetapi ini sudah mulai (di Maret -April) setidaknya periode Maret itu sudah tercatat jadi optimis kedua itu,” terangnya, usai menggelar Konferensi Pers Kinerja Fiskal dan Ekonomi regional Babel, di Kantor DJPb Babel, Senin (29/04/2024).

“Ketiga optimisme secara kasat mata geliat ekonomi (tumbuh), seperti malam minggu tadi saya jalan dari Depati Hamzah hingga simpang lima itu, itu luar biasa sampe gak bisa lewat saya, saya optimis ya mudahan lebih tinggilah (pertumbuhan ekonomi) dari tahun kemarin,” sambung Edih.

Sementara untuk tantangan perekonomian Babel kedepan, lanjut Dia, adanya proses tata kelola timah sebenarnya dapat menjadi peluang yang baik untuk Babel.

Namun apabila tidak dimanfaatkan dengan baik, dirinya khawatir maka proses tata kelola timah malah menjadi ancaman serius, yang dapat membuat perekonomian Babel makin amburadul.

“Kalo ini menjadi satu momentum yang kita manfaatkan tentu akan banyak hal yang positif, terutama penerimaan pajak gak ada lagi penyelundupan-penyelundupan itu, semua akan bayar pajak tetapi sekali lagi kalo tidak dimanfaatkan secara maksimal dan baik maka justru akan kembali,” imbuh Edih.

Disamping itu, dirinya juga berharap belanja pemerintah terus ‘ngegas’ dan tidak melempem, dan diharapkan di pihak swasta juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi di Babel.

“Ya mudah-mudahan yang nama belanja pemerintah tidak melempem, dan belanja pemerintah itukan menjadi stimulus ya tidak hanya 16 persen. Tapi jangan lupa juga di dalam belanja pemerintah itu ada sirkulasi, swasta juga harus tetap mendorong,” pungkasnya.

(Jek)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *